Friday, May 23, 2008

Liburan Sekolah sebagai Salah Satu “Periode Belajar”


Wah, liburan sekolah yang ditunggu-tunggu sebentar lagi akan tiba! “Pada liburan sekolah ini, kira-kira apa ya, “challenge” yang akan saya lakukan?”. Bagi kalian yang berpikir seperti itu, di sini diberikan salah satu alternatif.
Di Kumon, seiring dengan terbentuknya kemampuan belajar yang baik, juga akan terbentuk kemandirian melalui cara dan sikap belajar secara mandiri. Untuk itu, salah satu cara yang dapat diterapkan adalah “menciptakan irama kehidupan yang baik”!
Di liburan sekolah ini, mula-mula berusahalah menciptakan “irama kehidupan sehari-harimu”. Justru pada masa liburan sekolah seperti inilah, yang merupakan kesempatan emas untuk memperbaiki kebiasaan hidup sehari-hari. Dan salah satu cara yang dapat kalian terapkan adalah “menetapkan Kumon Time”.
Pertama-tama tetapkanlah “kumon Time” yang merupakan waktu terbaik dalam hari itu untuk belajar. Dengan itu saja pun sudah OK!
Dengan menepati “kumon Time” secara step by step, one by one, tanpa terasa ternyata bisa membentuk “irama kehidupan yang baik” yang sungguh luar biasa. Tentu manfaatnya tidak hanya itu saja. Dengan mengerjakan Kumon secara rutin setiap hari sesuai “Kumon Time”, pelajaranmu di Kumon pasti akan maju dengan lancar, dan manfaatnya jelas akan kamu rasakan! Jadi tunggu apa lagi? Mulailah dengan “Kumon Time” dan jadikan ini sebagai “challenge” liburan sekolahmu!

Baca Selengkapnya....

Sunday, May 18, 2008

KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN DALAM BELAJAR


“Banyak mengulang sampai menjadi mudah?”
Tahukah anda tentang latihan untuk atlet lompat tinggi? Selain diperlukan dasar latihan jasmani seperti lari atau latihan otot, juga diperlukan latihan memakai palang, dimana hal itu mirip dengan latihan Metode KUMON.
Umumnya dalam latihan, mula-mula mereka berlatih melompat pada palang dengan ketinggian dasar mereka sendiri, karena hal itu dapat menyebabkan otot menjadi sakit dan merusak bentuk loncatannya. Jadi berdasarkan keadaannya pada hari itu, mereka berlatih berulang-ulang dengan ketinggian yang tidak memberatkan dan lebih rendah beberapa puluh sentimeter dari lompatan terbaiknya. Kemudian sesuai dengan kondisi bertambahnya tenaga sedikit demi sedikit, ketinggian palang dinaikkan, sehingga mereka bisa mendapat bentuk yang baik dan otot pada badan tidak kaku. Lalu agar latihan dapat berjalan lancer dan terus menerus merasa senag, maka perlu untuk menikmati perasaan berhasil melompat dengan baik.
Pada metode KUMON, kemajuan yang sedikit demi sedikit karena banyak soal yang diulang, juga sama dengan latihan lompat tinggi tersebut. Dari pada mulai di tempat yang kemampuannya pas-pasan, lebih baik memperbanyak latihan yang menyenangkan pada tempat yang kemampuannya lebih, sehingga dapat tumbuh kemampuan yang baik.

Baca Selengkapnya....

Saturday, May 17, 2008

TIGA MAKANAN PENTING BAGI PERTUMBUHAN ANAK

Makanan untuk tubuh.
Merupakan makanan dalam arti sesungguhnya, yaitu makanan yang kita makan sehari-hari. Makanan ini berfungsi membangun tubuh dan menjaga kesehatan. Selain itu olahraga atau exercise juga termasuk dalam makanan untuk tubuh

Makanan untuk otak
Makanan ini berfungsi mengembangkan kemampuan otak. Makanan yang sehat bagi perkembangan otak antara lain dengan belajar setiap hari. Belajar yang dilakukan secara teratur dan dalam porsi yang cukup, sangat baik dan menyehatkan otak daripada belajar secara berlebihan pada satu dari dan kosong pada hari berikutnya.


Makanan untuk hati
Makanan ini mempengaruhi perkembangan emosi, termasuk di dalamnya adalah pengalaman hidup. Pengalaman bisa didapat pada saat berlibur bersama keluarga atau teman, bermain, mengunjungi museum, terlibat dalam konser, dan lain sebagainya. Pengalaman hidup bisa juga didapatkan secara tidak langsung dengan cara membaca buku. Kedua hal tersebut mempunyai efek yang sama bagi perkembangan emosional anak.


Source : “Life Skills” Education Builds the Future.


Baca Selengkapnya....

Saturday, May 10, 2008

Setiap Anak Memiliki Potensi yang Tak Terbatas

KUMON adalah sistem belajar yang memberikan program belajar secara perseorangan sesuai dengan kemampuan masing-masing, yang memungkinkan anak menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuannya secara maksimal. Melalui pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris, KUMON tidak hanya membentuk kemampuan akademik saja, akan tetapi juga membentuk karakter yang positif dan "life-skills" (ketrampilan hidup) yang akan berguna bagi masa depan anak.

KUMON dapat diikuti oleh anak prasekolah, siswa SD, siswa SMP dan siswa SMA, dengan segala tingkat kemampuan. Sistem belajar KUMON didukung oleh materi bahan pelajaran yang tersusun secara sistematis dan 'step by step' sehingga tanpa terasa pelajaran anak dapat maju ke bagian yang lebih tinggi.

Kumon dikembangkan pertama kali di tahun 1954 oleh seorang guru Matematika SMA Jepang, Toru Kumon, yang awalnya ingin membantu pelajaran Matematika anaknya. Kini Kumon telah menyebar di 45 negara di dunia dengan jumlah siswa lebih dari 4.13 juta anak.

from:www.kumon.co.id

Baca Selengkapnya....

Wednesday, May 7, 2008

Lakukan Berulang-ulang sampai tersimpan dalam pikiran bawah sadar”

Toru Kumon sering mengatakan : “Pendidikan dalam bahasa Inggris disebut dengan education. Kata `educ` ini memiliki arti `menarik keluar`. Bila kita membaca buku ilmu pendidikan, di situ tertulis bahwa `pendidikan adalah menarik keluar`. Ketika baru pertama kali membaca, saya sangat terkesan. Tetapi setelah saya baca berulang-ulang, saya menemukan kejanggalan. Di situ dikatakan, pendidikan adalah menarik keluar…(?) Tetapi, bukankah kita tidak bisa menarik keluar uang di bank, jika kita tidak memiliki cukup uang di bank tersebut? Mengapa pendidikan mengatakan seperti itu? Menurut saya, kita harus menyimpan dulu, baru bisa menarik keluar…, itulah pendidikan.”

Tentu saja, bila kita tidak menyimpan, kita tidak bisa menarik keluar, bukan? Lalu, bagaimana untuk bisa menyimpan? Yaitu dengan berlatih berulang-ulang sampai masuk dalam pikiran bawah sadar. Contoh sederhana, coba ingat kembali saat pertama kali Anda belajar menyetir. Anda menjalankan mobil dengan konsentrasi penuh. Akan tetapi, setelah berkali-kali mengemudi di jalan raya dan semakin terbiasa, tanpa perlu berpikir cara mengemudi, Anda sudah dapat mengemudi sambil memikirkan hal lain. Perlu untuk berlatih berulang-ulang untuk mencapai taraf ini.Lalu, setelah 1 kali tersimpan di dalam pikiran bawah sadar, biasanya tidak mudah terlupakan. Anda segera dapat mengendarai sepeda, meskipun selama setahun tidak mengendarainya, bukan?

Misalnya penjumlahan 9 + 8 yang membingungkan anak prasekolah, tanpa susah payah Anda pasti bisa menjawab 17. Ini adalah karena Anda telah mempelajarinya berulang-ulang sampai bisa menjawab dengan cepat (tanpa perlu berpikir dengan konsentrasi penuh), dan telah tersimpan di pikiran bawah sadar. Jadi sewaktu-waktu dapat segera ditarik keluar.

Bagi oranngtua, sampai dengan 4 operasi aritmetika, meskipun sekali-kali bolos tidak mengikuti pelajaran pun, karena selalu dipergunakan dalan kehidupan sehari-hari dengan sendirinya masuk dalam pikiran bawah sadar. Tetapi untuk materi setingkat SMP,soal persamaan dan fungsi, meskipun sudah pernah dipelajari, karena tidak berlatih sampai “tersimpan” dalam pikiran bawah sadar, sebentar saja tidak digunakan, sudah terlupakan.

Metode KUMON adalah “sistem belajar yang menyimpan ke pikiran bawah sadar” dengan melakukan pengulangan berkali-kali. Frekwensi pengulangan untuk masing-masing individu berbeda, tetapi bila diberikan pengulangan sampai batas yang diperlukan anak tersebut, maka siapapun juga pasti menjadi bisa. Di KUMON, siswa bukan mengulang berkali-kali pada bagian yang tidak dimengerti, melainkan mengulang dari bagian yang pasti bisa dikerjakan, sehingga efektivitasnya pasti tidak terkira.

Bukan hanya dalam berhitung dan bahasa saja, dalam bidang apapun juga, bila kita ingin menggali potensi anak, yang pertama harus kita lakukan adalah “mengisi tabungan” sampai mencapai pikiran bawah sadarnya.

Pendidikan di Metode KUMON adalah, menyimpan dahulu, baru menarik keluar.

(dari : “Nilai Metode Kumon 1” oleh Tokuhiro Kimata)

Baca Selengkapnya....

Tuesday, May 6, 2008

The Brain is like a mosaic

Have you ever seen a mosaic picture? From far away it looks like a single object, but if you look at it up close you can see it made up of many tiny pieces. The brain is similar in that it is made of many tiny brain cells. All the cells in the brain are linked to each other. Unlike humans who have just two hands, brain cells have ten, even twenty “hands” that can be easily linked together.

Why do they need to be linked? Imagine you and your classmates are in a circle holding hands. When you feel your hand being squeezed by the person to your right, you squeeze the hand of the person to your left. I start by squeezing the hand of the person to may left, and this immediately passed on down the line. The brain send information in the same way, from the first cell to the last cell. It’s something like playing the “telephone” game, but in the case of the brain, the information never changes on the way. What is your depth of understanding? It is the brain activating brain cells that are linked each other, and sending information in this way.

(From : “Train your Brain” by Ryuta Kawashima)

Baca Selengkapnya....

Memberikan “Penghargaan” akan membuat anak berkembang

Agar kemampuan seseorang berkembang, hal yang sangat penting adalah menemukan kelebihan-kelebihan (segi positif) yang dimilikinya dan memberikan “penghargaan” terhadap hal-hal tersebut. Misalnya,

kita telah melakukan sesuatu dengan usaha yang sungguh-sungguh, manakah yang lebih menambah semangat, antara ucapan “Ah, itu kan memang sudah seharusnya dilakukan oleh seorang ibu…” atau ucapan,”Terima kasih, berkat kamu saya telah terbantu…”?

Bagaimana pun juga, berikanlah “pujian” apabila anak kita telah berbuat hal-hal yang positif. Di Kumon, anak mempelajari pelajaran yang pasti bisa dikerjakannya asal mau berusaha, maka kita punya banyak kesempatan untuk bisa memberikan pujian atas usahanya tersebut. Sayangnya, banyak orangtua yang cenderung menunjukkan sisi negatif anaknya. Mungkin karena sikap rendah hati. Orangtua dari anak yang pandai, bila mendapat pujian “Wah, anaknya pintar ya…”, biasanya akan menjawab, “Ah, tidak juga.” Bila anak selalu mendengar ucapan Ibunya seperti itu, maka meskipun tadinya ia adalah anak yang pandai, lama kelamaan semangatnya menurun dan mulai berpikir bahwa mungkin dirinya memang tidak bisa. Akibatnya prestasinya menurun dan akhirnya ia merasa “Betul, saya memang anak yang tidak pintar.”Jadi, apabila ada orangtua yang merasa ”Tidak ada hal-hal yang bisa dipuji” pada anaknya, berarti orangtua tersebut membuat anak merasa “Saya memang tidak mampu.”

Memang kebanyakan dari kita mengakui bahwa kita lebih mudah memuji anak orang lain. Memuji anak sendiri tidaklah selalu mudah. Kendati kita sudah mengetahui pentingnya memberikan pujian kepada anak, nemun hal tersebut tampaknya “mudah diucapkan, tetapi sulit dilakukan”. Akan tetapi, bila kita terus berusaha melakukan hal tersebut, bagi kita orangtua, pun dapat berkembang. Berkat anak-anak, kita pun menjadi berkembang secara manusiawi. Bisa dikatakan, anak-anak merupakan “guru” bagi kita, agar kita dapat lebih berkembang. Orangtua yang mau berubah, mau belajar, adalah orangtua yang betul-betul rendah hati dan jujur. Dan anak-anak yang dibesarkannya pasti berkembang.

Jadilah orangtua yang mulia. Karena anak adalah cermin orangtuanya dan orangtua adalah cermin anaknya. Bila kita dapat memberikan pujian yang tulus kepada anak, pasti hasil belajarnya akan meningkat pesat.

(dari :Nilai Metode Kumon 1 by Tokuhiro Kimata)

Baca Selengkapnya....

Mengulang Sampai Benar-benar Bisa

Toru Kumon pernah berkata seperti ini mengenai Metode KUMON :
Ada yang mengatakan bahwa Metode KUMON hanya sekedar berhitung. Tetapi ini adalah berhitung yang minimal agar anak tidak kesulitan dalam matematika SMA dan merupakan jalan pintas agar anak secepat mungkin dapat berpikir secara matematis. Lembar kerja KUMON sangat menekankan kemampuan akademis. “Sudah mengerti tapi ketika mengerjakan tidak bisa” adalah karena apa yang dipelajari sebelumnya belum dikuasai dengan mantap. Jadi, tujuan awal dari belajar KUMON adalah untuk mengulang “apa yang kira-kira sudah dimengerti” menjadi “benar-benar bisa”. Karena pada umumnya orang dengan ringan berpikir “itu terlalu mudah”, sehingga mereka enggan melakukan pengulangan dan kesempatan berharga untuk berkembang menjadi hilang.

Misalnya, anak yang belum lancar penjumlahan, dan untuk menghitung 6+3 masih menggunakan jari. Dibanding 2 bulan sebelumnya, sekarang ia sudah dapat menghitung dengan menggunakan jari dengan lebih cepat, tapi tetap saja masih menggunakan jari. Sampai pada suatu ketika, ia bisa langsung menjawab tanpa menggunakan jari lagi. Untuk menjadi seperti itu diperlukan perjuangan yang panjang, jadi bila kita berpikir untuk tidak tergesa-gesa dan memberikan pengulangan-pengulangan, maka pada suatu hari tiba-tiba anak dapat mengerjakan dengan lancar. Hal seperti ini sebenarnya sangat penting. Menjadi bisa melakukan sesuatu, terjadi secara tiba-tiba saat anak melakukan latihan berkali-kali. Meskipun orang sekeliling melihatnya seperti tidak ada perubahan, tapi sebenarnya anak sedang berada dalam kondisi di ambang bisa melakukan dengan lancar. Lalu, jika anak sudah bisa keluar dari salah satu permasalahan, tidak lama kemudian, dengan momentum tersebut ia dapat terus berada dalam kondisi dapat mengerjakan dengan lancar. Jika untuk level yang mudah dapat dikerjakan secara pasti, maka anak yang bagaimanapun dengan sendirinya berkeinginan untuk maju ke tahap berikutnya.

Baca Selengkapnya....

Flickr

This is a test post from flickr, a fancy photo sharing thing.

Baca Selengkapnya....
Kumon Candraloka on Facebook

discuss with student

discuss with student

Class of Kumon Candraloka

Class of Kumon Candraloka