Wednesday, August 27, 2008

Parents Think

Setiap kali saya mengantar anak saya latihan berenang, saya terkagum-kagum dengan daya tahan mereka berlatih. Tubuh mungil dan usia belia tidak menjadi hambatan mereka untuk mencapai target latihan. Bayangkan, mereka bisa berenang 30 menit tanpa henti. Menurut pelatih, ini untuk melatih mereka mengalahkan rasa capai. Dalam perlombaan yang memakan waktu cukup lama, mereka akan menghadapi situasi lelah,tetapi harus tetap maksimal untuk berlomba. Nah, hal ini tentunya perlu dibiasakan.
Kebiasaan bisa menjadi kekuatan. Karena “sudah biasa”, sesuatu yang berat menjadi terasa ringan untuk dijalani. Ini juga yang terjadi dalam proses belajar. Latihan yang mungkin terlihat sepele, rutin dan agak menjemukan menumbuhkan kebiasaan belajar yang baik. Terkadang di awal masa belajar di Kumon, karena titik pangkal rendah, soal-soal yang dikerjakan anak terlihat mudah sekali. Orangtua menganggap materi pelajaran tidak menantang anak, terlalu mudah sehingga anak tidak semangat mengerjakan dan bosan. Apa betul? Level titik pangkal adalah masa anak membiasakan diri dengan cara belajar yang baik. Mereka berlatih konsentrasi, mengerjakan tugas dengan segera (tidak ditunda), belajar dengan rasa senang, melatih ketangkasan mengerjakan soal-soal yang cukup banyak dan teliti. Kesulitan materi akan sedikit demi sedikit meningkat. Jadi, kalau yang mudah saja mereka malas mengerjakan, bagaimana mereka bisa berlatih konsentrasi yang baik di materi yang sulit?Saya rasa sebagai Orangtua kita semua ingin yang terbaik bagi anak-anak kita. Bila kita tahu bahwa kebiasaan yang baik merupakan kekuatan untuk menghadapi perlombaan hidup, tentu kita setuju untuk melatihnya mulai dari sekarang.

No comments:

Kumon Candraloka on Facebook

discuss with student

discuss with student

Class of Kumon Candraloka

Class of Kumon Candraloka