Wednesday, September 16, 2009

Betapa dahsyatnya lidah!


Beberapa waktu yang lalu, saya menerima sms dengan kata-kata yang kasar. Meskipun hanya sebatas perkataan dalam bentuk tulisan, tetapi dampaknya cukup menyakitkan perasaan saya. Dan hal ini membuat saya berpikir tentang “verbal abuse”.

Sebagai orangtua, terkadang kita pun lalai menjaga perkataan kita. Kita lupa, bahwa kekerasan terhadap anak-anak bukan hanya secara fisik, tetapi perkataan kasar dan kotor yang terlontar terhadap mereka pun akan mempengaruhi jalan hidupnya, bahkan mampu menghancurkannya. Perkataan yang kasar dan buruk biasanya jauh lebih kuat tersimpan dalam ingatan anak-anak kita. Tidak heran jika mereka pun bisa dengan mudah berbicara kasar dan sembrono kepada orang lain.

Anak belajar dari pengalamannya. Bila ia dibesarkan dengan pujian, ia akan tumbuh menjadi seseorang yang percaya diri. Jika dibesarkan dengan cacian, ia akan tumbuh menjadi seseorang yang gemar memaki orang. Jika dibesarkan dengan ucapan terima kasih, ia akan tumbuh menjadi seseorang yang mengerti artinya bersyukur. Jika dibesarkan dengan celaan, ia akan tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri.

Berapa banyak perkataan kasar yang mungkin tidak sengaja kita lontarkan kepada anak-anak kita? Mungkin hanya sebuah gurauan, namun mereka akan menyimpannya untuk suatu saat dikeluarkan kepada orang lain, bahkan mungkin lebih kasar!
Bukan hal yang mudah untuk mampu melihat kesalahan pada diri sendiri, apalagi di hadapan anak-anak. Tetapi kita adalah model teladan mereka. Menyadari kesalahan dan memperbaikinya bukanlah aib.

Komunitas belajar di Kumon tidak hanya terbatas untuk anak-anak. Tetapi juga bagi guru dan orangtua. Melalui proses belajar anak-anak, baik Matematika ataupun Bahasa Inggris, kita bisa belajar untuk membentuk karakter yang baik pada diri mereka. Berikan pujian dan dukungan setulusnya dalam setiap langkah kemajuannya. Bila kita masing-masing berusaha sungguh-sungguh melakukannya bagi anak kita, tentu kita dapat mewujudkan suatu perubahan besar bagi perdamaian dunia. Dan tak lupa semuanya tetap disertai dengan doa.

No comments:

Kumon Candraloka on Facebook

discuss with student

discuss with student

Class of Kumon Candraloka

Class of Kumon Candraloka