Seorang anak lelaki kurus
berjalan sambil menggendong adiknya yang lumpuh di punggungnya. Melihatnya,
seseorang berkomentar prihatin, “Kasihan kau, Nak. Bebanmu pasti berat.”
Lalu terdengar jawan spontan, “Pak,
ia bukan beban, ia saudaraku.”
Satu perbuatan yang dipandang
beban oleh seseorang, nyatanya tidak bagi yang lain. Tergantung alasan ia
melakukannya. Jika dilakukan dengan rasa sukacita, pasti berbeda.
Di Kumon, anak-anak harus
mengerjakan PR setiap hari. Tentu porsi PR masing-masing anak berbeda.
Tujuannya untuk membentuk kebiasaan belajar setiap hari yang akan sangat
berguna bagi mereka kelak. Rutinitas ini seringkali dipandang sebagai beban
bagi sebagian orang, Padahal dengan mengerjakan PR sebagai latihan (bila
dikerjakan tiap-tiap hari) yang waktunya tidak lebih dari 30 menit, bahkan
mungkin kurang, sangat besar manfaatnya untuk kemajuan belajar anak-anak. Bila
hal tersebut dipandang sebagai beban, pastilah berat. Kalau saja rutinitas itu
dilakukan dengan senang, rasanya pasti berbeda.
Mulailah merubah cara pandang
kita terhadap PR. Cobalah melakukan rutinitas dengan hati sukacita, dan rasakan
bedanya !
No comments:
Post a Comment