Sunday, January 4, 2009

Pendidikan Anak Usia Dini


Usia di bawah lima tahun (balita) merupakan usia yang paling menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang. Termasuk juga pengembangan intelegensi, yang hampir seluruhnya terjadi pada usia balita. Bila seseorang sudah terlanjur mempunyai karakter yang buruk pada usia dewasa, akan susah sekali untuk berubah. Sebagaimana halnya sebatang pohon bambu, setelah tua susah dibengkokkan.
Anak-anak usia balita memiliki intelegensi laten yang luar biasa. Namum pada umumnya kita sebagai orang tua dan guru hanya mengajarkan sedikit hal. Sesungguhnya anak-anak usia dini belajar dengan cara yang sederhana. Rasa ingin tahu yang luar biasa dan kemampuan menyerap informasi sangat tinggi. Sehingga semakin banyak input yang diberikan, akan semakin banyak kesempatan otaknya untuk mengolahnya, sehingga semakin besar pula outputnya. Ini artinya otak mepunyai lebih banyak kesempatan untuk berlatih sehingga kecerdasannya pun akan jauh lebih berkembang.
Ketika baru lahir, berat otak bayi memang hanya 25% dari berat otak orang dewasa. Tetapi dalam jangka waktu dua bulan, jumlah sel otak bayi sudah sama dengan jumlah sel otak orang dewasa, walaupun beratnya belum menyamai berat otak oeang dewasa. Mengapa bisa demikian?
Sebelum dilahirkan,250.000 sel otak tumbuh setiap menitnya melalui proses pembelahan sel (mitosis). Sehingga ketika lahir, setidaknya di otak bayi sudah ada 100 miliar sel otak. Padahal setiap sel otak mempunyai potensi menjadi “alat” pemroses informasi. Sehingga bisa dibayangkan bagaimana dahsyatnya potensi otak anak. Jumlah sel ini tidak lagi bertambah ketika bayi berusia dua bulan.
Sel-sel otak tersebut semakin membesar, semakin “gemuk” dan mulai membagi diri berdasarkan fungsi dan posisinya. Hasilnya pada usia 3 – 4 tahun berat otak anak telah mencapai 75% berat otak orang dewasa. Di tahun kelima, berat otak anak sudah mencapai 90% berat otak orang dewasa. Proses penggemukan ini berlangsung hingga anak berusia 12 tahun. Pada usia ini, berat otak anak sudah sama dengan berat otak orang dewasa.
Masalahnya adalah sel-sel otak itu tidak akan berarti apa-apa apabila serabut yang menghubungkan antar sel otak tidak terhubung dengan sel otak yang lain, apabila tidak diaktifkan. Inilah yang terjadi pada sel otak anak. Jumlah serabut sel otaknya belum sebanyak pada orang dewasa. Untuk memacu pertumbuhannya,diperlukan stimulus yang berupa rangsangan melalui organ-organ sensorik, melalui pancaindera.
Semakin banyak latihan yang diberikan pada otak anak membuat serabut yang menghubungkan antara sel otak menjadi lebih tebal dan kuat. Sehingga proses pengolahan input akan semakin cepat karena adanya hubungan antar sel otak tersebut. Kita melihatnya sebagi anak yang cepat memahami informasi. Hubungan antar sel otak yang kuat akan membentuk daya ingat yang kuat, tidak mudah lupa. Latihan dengan pengulangan yang cukup, seperti yang dilakukan di Kumon, akan membentuk daya ingat yang kuat. Jadi proses pengulangan adalah hal penting dalam proses belajar anak usia dini.
Oleh karena itu pendidikan sejak usia dini tidak boleh dianggap sepele dan diabaikan. Pendidikan yang menanamkan nilai-nilai luhur kemanusiaan (pengembangan intelegensi/kecerdasan, karakter, kreativitas, moral dan kasih sayang universal) sangatlah perlu diberikan pada anak-anak sejak usia muda. Fasilitas terbaik seharusnya diberikan pada lembaga pendidikan kanak-kanak. Dedikasi guru dan dukungan penuh dari orang tua akan menjamin keberhasilan pendidikan anak-anak.
Akankah kita menyia-nyiakan potensi anak usia dini yang sangat luar biasa ini? Tentu saja tidak.

by: Alpharia Rynant

No comments:

Kumon Candraloka on Facebook

discuss with student

discuss with student

Class of Kumon Candraloka

Class of Kumon Candraloka