Saturday, May 2, 2009

Anak bagai Mutiara....

Tidak mudah bagi kita sebagai orangtua dalam membimbing anak-anak. Kelelahan yang mengiringi setiap langkah dan kemajuan mereka mungkin awalnya terasa sebagai beban tiada akhir. Tetapi semua itu indah bak mutiara, yang terbentuk dari selapis demi selapis keringat dan mungkin air mata. Sebagai orangtua tentu kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk mempersiapkan masa depan anak-anak kita, tetapi hal tersebut pun harus dibarengi dengan kepasrahan, jika ternyata yang diharapkan meleset dari kenyataan. Dalam perjalanan kehidupan anak-anak ada kekuatan yang lebih besar yang mengatur jalan mereka, yaitu Tuhan. Manusia diberi “cobaan hidup” sebagai suatu “ujian”. Jika berhasil melaluinya dengan baik, akan mendapatkan kesempatan mencapai tingkat kehidupan yang lebih baik.
Anak-anak adalah anugerah dan sekaligus ujian.Sebagai anugerah harus kita syukuri. Sebagai ujian berarti peluang untuk naik kelas ke jenjang yang lebih tinggi. Berikan kasih yang tulus kepada anak-anak. Berikan cinta kasih yang tulus dan mendidik, bukan memanjakan dan melindungi secara berlebihan. Mereka akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, terlatih dan tegar menghadapi kehidupannya.
Marilah kita sebagai sesama orangtua saling memberikan dukungan dan semangat dalam mengasuh anak-anak kita. Jadilah teman bagi semua orang. Sebuah senyum tulus dan menghibur jauh lebih baik daripada nasihat panjang dan lebar yang tidak bermakna.
Semoga para orangtua diberi kekuatan untuk tetap bahagia dalam membimbing serta mengasuh anak-anak.

Pembimbing Kumon Candraloka : Alpharia Rynant

Baca Selengkapnya....

Giving Students a Sense of Self

In discussing education, there is a saying,” Teaching children how to fish rahter than giving them fish that already caught”. Looking at this saying from children’s point of view, it means if we continue to be given fish that other people caught,we will always be dependent upon other. Instead of we learn how to fish for ourself, we can become self reliant and independent of others. In essence, we learn “how to fish” by developing self learning ability.
What is “self learning”? Self learning is when one studies willingly, solve problems independently and correct their own mistakes. In the KUMON method, worksheet are graded in small steps, and include examples when the new concepts are introduces so that students can learn independently. Students solve the problems by looking at the examples.
Some parents seeing the word “self learning” may be under the impression that we do not teach the students or give them any guidance at all. That is not true. We do give guidance to students. However, if we teach in response to each query that a student has, we would ruin the opportunity for the child to become a self learner. That’s way at KUMON there is no teaching at the initial stages. If we teach the students everything, they are unable to develop self learning abilty by themselves. Therefore, we let them attempt to work out the answer on their own at least for the first time. If they continue to have a problem than of course guidance is provided.
Kumon’s goal is to make students independent in the future, however, we often give children answer too quickly. Children are often given fish but not coached how to catch a fish. Therefore, what parents think to be kind and thoughtful maybe inhibiting children’s independence.
At KUMON we are always aiming to equip students with life skills. Like most parents we want children to develop ability to set their own tasks, learn and think by themselves, make independent judgments and act on their own to find better solutions.

Baca Selengkapnya....

“Senangnya mencapai 3 tingkat di atas tingkatan kelas!”



Frinda Tamala, siswa kelas 4 SD Madania Bogor, akhirnya mencapai 3 tingkat di atas tingkatan kelas. Saat-saat ini memang sangat dinantikannya. Setiap mendapatkan buku daftar kemajuan, dia selalu menanyakan,”Kapan aku dapat bintang hitam?”
Memulai pelajaran Kumon di akhir Agustus 2007, saat masih kelas 3 SD dengan titik pangkal A1, Frinda terlihat sangat bersemangat. Di bulan ke empat, ia sudah belajar di atas tingkatan kelas. Sepanjang belajar di Kumon, Frinda hanya pernah sekali terlihat kesulitan, waktu di pengurangan pecahan level E. Sampai menangis karena merasa sulit menghitungnya. Pengurangan pecahan dengan meminjam bilangan bulat, agak sulit dipahami pada awalnya. Tetapi dengan pengulangan yang cukup Frinda ternyata enjoy di materi selanjutnya. Level E dan F dilaluinya dengan sangat baik. Bahkan di level G pemahamannnya termasuk cepat. Hanya sering kali harus diingatkan untuk teliti menghitung. Sampai-sampai harus diingatkan untuk tidak buru-buru tiap kali mengerjakan PS. Kemajuan Frinda saat ini H120. Materi penerapan persamaan, dimana Frinda sudah bisa menyelesaikan persamaan majemuk (persamaan dengan dua sampai empat variabel).
Pengalaman Frinda melampaui kesulitan dan bangga dengan hasil yang diraihnya, bisa menjadi contoh bagi anak-anak lain. Kita pasti bisa, asal mau mencobanya. Dan rasakan betapa senangnya bisa mencapai 3 tingkat di atas tingkatan kelas. Frinda, kamu sudah berusaha keras, hebat sekali! Jangan menyerah dan tetap semangat ya, target berikutnya masuk Liga I dan menjadi completer.

Baca Selengkapnya....
Kumon Candraloka on Facebook

discuss with student

discuss with student

Class of Kumon Candraloka

Class of Kumon Candraloka