Dalam sebuah artikel di majalah Time, Sarah Vowell berkata
bahwa ia telah mendaftar kursus 3 jam yang disebut “Piano Instant Bagi Orang Super
Sibuk”. Menyesal karena tidak tekun belajar musik ketika masih kanak-kanak, ia
bertekad untuk memainkan satu lagu dengan ingatannya. Ia menemukan bahwa meski
tekadnya ini tampak sederhana, tetapi memerlukan waktu berjam-jam untuk
latihan. Tidak ada yang namanya belajar piano “instant”.
Pengalaman tersebut adalah pengingat bahwa walaupun kita
sering menginginkan hasil yang cepat, tetapi hal ini juga berkaitan dengan
latihan kesabaran. Saat anak-anak
belajar di Kumon, latihan-latiahan yang tampak menjemukan merupakan tahapan
yang harus dilewati untuk mencapai hasil yang luar biasa. Bila melihat siswa
yang sudah belajar jauh di atas tingkatan kelasnya, itu bukan sesuatu yang
instant. Ada usaha yang keras dan latihan dalam ketekunan yang telah
dilewatinya. Jadi bukan sesuatu yang instant.
Ketekunan harus dilatih. Untuk mendapatkanya butuh
kesabaran. Umumnya di Kumon, anak-anak yang belajar secara kontinyu setidaknya
dalam satu tahun akan mencapai kemajuan besar. Tidak hanya pada materi
pelajaran saja, tetapi perubahan yang lebih baik dalam sikap dan kebiasaan
belajarnya. Tidak instant, bagi siswa yang kemampuannya melaju dengan cepat pun
mereka mencapainya tidak secara instant.
Jadi, selain Kumon meningkatkan
kemampuan akademik siswa, dalam prosesnya juga mengajarkan “bila kita tekun,
kita bisa memang”.
Baca Selengkapnya....