Saturday, February 25, 2012

ARAHKAN LAYARMU !


Perhatikan gerak perahu layar di lautan. Mana yang lebih menentukan arah gerakan perahu : arah angin atau arah layar ? Jawabannya : arah layar !
Angin dapat bertiup kencang dari mana saja dan ke mana saja, tetapi perahu dapat berlayar menuju tujuannya. Buktinya, kadang angin bertiup dari arah selatan, namun perahu itu dapat berlayar ke arah barat atau timur. Bahkan, pelaut yang handal dapat berlayar melawan arah angin. Pelaut memang tidak dapat mengubah arah angin, tetapi ia bisa mengubah arah layarnya sehingga dapat membawa perahu itu berlayar menuju ke tempat yang dikehendakinya.

Gambaran ini sangat dekat dengan kehidupan kita sebagai orangtua. Kita tidak dapat mencegah pengaruh lingkungan pada tumbuh kembang anak-anak. Bisa saja lingkungan meniupkan hal-hal yang negatif yang menyebabkan arah bimbingan kita menyimpang dari tujuan semula. Namun kita bisa menaklukkan angin negatif tersebut dengan mengarahkan layar pada pendidikan yang baik sesuai dengan tujuan yang sebenarnya.  Mungkin sesekali orangtua harus melawan arah angin tersebut, bila memang pengaruh lingkungan membuat perjalanan kedewasaan anak-anak sepertinya mulai terseret arus yang tidak benar. Melelahkan tentu saja , akan tetapi itulah tugas kita sebagai orangtua. Arahkan perahu kehidupan anak-anak tetap pada tujuan yang baik. Kelak saat dewasa, mereka bisa mengendalikan kehidupannya juga pada tujuan yang mulia seperti yang diajarkan orangtuanya.

Hidup adalah pilihan. Kita dapat memilih dihanyutkan pada angin yang buruk atau kita berusaha mengendalikannya dan mengalahkannya. Arahkan layar pada tujuan yang baik, sehingga kita bisa mengantar perahu kehidupan anak-anak pada kedewasaan yang baik juga.

Baca Selengkapnya....

Saturday, February 18, 2012

BELAJAR DARI ANAK


Belajar dari anak, itulah yang terjadi di kelas Kumon. Bimbingan individual mengharuskan kami mengamati masing-masing siswa secara seksama untuk dapat menggali potensi secara maksimal. Sebenarnya dengan  menggali potensi anak, baik guru maupun orangtua pun belajar. Yuk, lihat bagaimana kita bisa belajar dari seorang siswa di kelas KUMON Candraloka….

WIDYA APSARI, biasa disapa Ari. Masuk Kumon Matematika saat kelas 4 SD dengan titik pangkal 3A71 di akhir November 2011. Saat Test Penempatan, Ari terkesan tidak terlalu bersemangat, saya menduga mungkin ikut Kumon bukan sepenuhnya keinginan Ari. Sehingga setelah Test Penempatan tersebut saya bicara dengannya. Kami berdua bersepakat bagaimana agar proses belajar di Kumon tidak memberatkan Ari. Dengan saling sepakat, ternyata kemajuan belajar Ari maju dengan lancar di luar dugaan, Oktober 2011 Ari telah belajar sampai E130, pengurangan pecahan. Bila di rata-rata, latihan Kumon yang dikerjakan Ari setiap hari tak lebih dari 30 menit, bahkan kalau PR bisa sekitar 20 menit di rumah. Dan sekarang Ari tidak lagi merasa kesulitan mengerjakan soal-soal Matematika di sekolahnya.

Kesepakatan saya dan Ari adalah melalui proses belajar dengan “rasa senang”. Jadi kapanpun Ari merasa berat, dia boleh bicarakan hal tersebut dengan Pembimbing dan akan dicari cara agar beban disesuaikan kembali. Sejak awal saya tidak memberikan lembar kerja banyak, maksimal 10 lembar per hari. Walaupun di titik pangkal yang mudah, yang dikerjakan Ari tak lebih dari 10 menit, saya tetap memberikan 10 lembar per hari baik di kelas maupun di kelas. Hal ini mempertimbangkan agar Ari bisa menikmati latihan. Dari titik pangkal 3A sampai B kemajuan Ari baik, tanpa pengulangan. Di level C 51 baru lembar kerja berkurang menjadi 5 lembar per hari. Dalam menentukan jumlah lembar kerja yang tepat untuk Ari, saya melihat waktu pengerjaannya di kelas dan kelancarannya dalam menyelesaikan soal. Sekali lagi ini sebagai upaya agar Ari tetap enjoy dan termotivasi untuk tetap berusaha. Hasilnya, Ari melewati level D yang cukup sulit dengan irama yang stabil. Menilai raut wajahnya, Ari bahkan tidak kesulitan. Benar-benar anak yang luar biasa kan?

Belajar dari Ari, yang awalnya tidak terlalu antusias mengikuti Kumon, mungkin karena kesan yang didapatnya bahwa Kumon banyak PR dan melelahkan, saya menjadi lebih mengerti bagaimana bimbingan individual dapat menggali potensi seorang anak. Bukan dengan membiarkan anak berjalan semaunya atau sebaliknya terlalu  mengatur langkahnya dengan keras, namun dengan mengamati dan memahami setiap langkah yang dijalaninya. Selain itu, saya sebagai orangtua, sebaiknya belajar juga untuk tidak mudah menyerah menghadapi keadaan yang mungkin kesan awalnya “kurang menyenangkan”. Kita bisa belajar dari kesulitan kok, yang penting lakukan saja selangkah demi selangkah, seperti Ari juga mau melangkah walaupun awalnya ia kurang suka. Kalau Ari bisa, kenapa kita tidak!? Kalau Ari bisa, anak-anak lain pun pasti bisa J

Baca Selengkapnya....

Saturday, February 11, 2012

BATU PERMATA


Apa yang akan dilakukan oleh seorang perajin batu permata bila menemukan batu permata yang baik? Ia akan membentuk, mengasah, dan memoles batu itu supaya makin indah dan makin kemilau cahayanya. Hanya perajin yang bodoh yang mengambil palu dan menghancurkan batu itu berkeping-keping.

Setiap anak bagai batu permata indah. Sebagian mungkin sudah tampak indah dari luar, namun sebagian besar keindahannya masih tersembunyi. Orangtua tak ubahnya seperti perajin permata yang menemukan keindahan pada diri anak-anaknya dan membentuk, mengasah, dan memoles mereka hingga makin berkilau. Keindahan anak-anak akan muncul sebagai akibat dari proses “asah-asih-asuh” orangtuanya.

Di kelas Kumon, anak-anak juga diasah kemampuannya agar muncul potensi secara maksimal. Prosesnya selalu individual, karena seperti batu permata, masing-masing anak mempunyai keindahannya yang unik. Tak heran bila di Kumon berbagai macam karakter anak dapat belajar di kelas yang sama. Proses “mengasah” ini tidak selamanya mudah, namun tidak pula terlalu sulit. Anak-anak belajar sesuai kemampuannya dan diasah sesuai tahapannya. Bila ada saat di mana mereka merasa “susah”, itu adalah saat mereka belajar “berusaha lebih kuat”. Setelah terlewati, mereka bisa bilang, “ternyata tidak sesulit yang dibayangkan”. Nah, tampaklah kemilaunya lebih bercahaya!

Menurut anda, mana yang lebih pintar di antar keempat “Rudy” ini: Rudy Habibie, Rudy Hartono, Rudy Hadisuwarno, atau Rudy Choirudin? Jawabnya tergantung dari mana kita mau menilainya. Kalau tentang pesawat terbang, Rudy Habibie ahlinya. Dalam hal bulu tangkis, Rudy Hartono juaranya. Tata rambut dan kecantikan, Rudy Hadisuwarno orangnya. Makanan lezat dan masak-memasak, Rudy Choirudin tentunya. Tiap-tiap “Rudy” istimewa dan pandai dalam bidang masing-masing.

Setiap anak istimewa dan unik. Bagai batu permata yang bila diasah dengan baik akan memancarkan keindahannya masing-masing.

Baca Selengkapnya....
Kumon Candraloka on Facebook

discuss with student

discuss with student

Class of Kumon Candraloka

Class of Kumon Candraloka